RENDAHNYA MINAT BACA

Minat baca yang dimaksud dalam artikel ini adalah bembaca sebuah tulisan yang berhubungan dengan materi pelajaran dan pengetahuan populer seperti buku buku pelajaran, pengetahuan umum dan juga artikel ilmiah. Jika dikatakan minat baca anak muda rendah itu adalah pernyataan yang salah, karena anak Sekolah  hampir setiap saat membaca melalui HP bahkan mereka betah berjam jam membaca status di media sosial, chatingan dengan teman teman di group, mengakses infotainman, dan artis artis idola mereka.

Membaca hanya dilakukan siswa ketika ada tugas dari gurunya. Jika gurunya memberikan tugas yang harus dikerjakan melalui kegiatan membaca baru lah mereka kalang kabut mencari dan membaca sumber yang sudah ditentukan, bahkan sebagian besar siswa jika ada tugas dari gurunya kalau memungkinkan mereka meng copy paste saja,  membaca seperti pekerjaan yang sangat berat dilakukan, sehingga hasil bacaannya tidak maksimal,  mereka tidak memahami apa yang sudah dibaca, tidak bisa menentukan ide pokok yang terkandung dalam tulisan.

Minat baca di Indonesia disebut masih rendah, yaitu menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Hal itu diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando. Hasil survey yang dilakukan memberikan gambaran terhadap minat baca anak anak di Indonesia berada diperingkat akhir. Berita seperti ini sangat memprihatinkan, padahal membaca adalah sumber ilmu, bagaimana anak bangsa ini bisa maju menyaingi bangsa lain jika anak muda nya malas membaca untuk menemukan ilmu baru sebagai modal untuk masa yang akan datang.


Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Data tersebut memberi peringatan pada kita, bisa dijadikan indikator terhadap penguasaan ilmu pengetahuan bagi anak bangsa, jika minat baca rendah secara otomatis daya serap terhadap ilmu pengetahuan juga rendah, tentu akan berimbas terhadap kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini. 

Berdasarkan data wearesocial.sg, pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta dengan penetrasi sekitar 51 persen dari populasi. Untuk pengguna media sosial aktif mencapai 106 juta dengan penetrasi sekitar 40 persen, dan pengguna media sosial mobile aktif mencapai 92 juta atau sekitar 35 persen dari populasi. Jika dibandingkan antara minat baca dengan pengguna internet tidak sinkron, bukankah pengguna internet dan media sosial juga membaca?, seharusnya ada korelasi terhadap dua penelitian walaupun berbeda subjek. Untuk kasus ini harus diteliti lebih lanjut.


Kenapa minat baca anak di Indonesia rendah? Menurut penulis ada beberapa hal yang membuat minat baca di Indonesia rendah antara lain:


1) anak anak Indonesia tidak terbiasa membaca karena tidak ada motivasi dari orang dekat mereka. Membaca harus dilatih sejak kecil, karena membaca membutuhkan konsentrasi dan memakan waktu yang lama untuk memahami sebuah konsep, maka harus menguasai teknik membaca yang baik agar ide pokok yang terkandung dalam bacaan dapat difahami. Jika anak tidak terbiasa membaca maka pekerjaan membaca terasa membosankan. Selain itu orang orang yang berada disekitar mereka tidak bisa memotivasi bahwa membaca memiliki peran penting untuk kemajuan diri sendiri. 


2) Pengaruh perkembangan teknologi terutama smartphone. Anak jaman sekarang lebih tertarik dengan perkembangan teknologi, sejak usia 5 tahun anak anak sudah diperkenalkan dengan smartphone, yang lebih menarik dengan berbagai aplikasi yang tersedia seperti media sosial, youtube, game dan sebagainya  yang menyedot perhatian sehingga anak lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan smartphone. 


3) Sarana pendukung membaca tidak memadai. Salah satu tempat membaca yang populer saat ini adalah perpustakaan yang memuat buku buku bacaan, tetapi saat ini perpustakaan yang hanya berfungsi seperti museum koleksi buku. Pengunjungnya hanya beberapa orang saja, koleksi buku sudah tidak lengkap, bahkan sulit untuk mendapatkan buku yang dibutuhkan. Tapi disisi lain disetiap pojok atau taman bermain, pengelola tempat sudah menyediakan wifi gratis yang mempermudah setiap pengunjung dapat memanfaatkannya untuk mengakses internet, tempat seperti itu ramai dikunjungi. Jika pemerintah peka hal ini juga bisa dilakukan terhadap perpustakaan yang menyediakan bacaan populer yang menarik ditempat umum, pengunjung dapat membaca apakah dengan manual atau pun bacaan digital. 


4) Banyaknya bermunculan tempat tempat hiburan bagi kawula muda. Di zaman yang sudah maju seperti sekarang banyak bermunculan tempat hiburan sebagai tempat nongkrong anak muda, seperti cafe, mall, tempat karaoke, dan taman taman dibangun di setiap sudut kota yang menarik untuk dikunjungi. Hal ini tentu berdampak terhadap prilaku anak muda yang selalu menghabiskan waktunya ditempat tempat yang dapat memberikan kesenangan, hiburan dan berkumpul dengan teman teman mereka. Sehingga anak muda sekarang sudah tidak sempat lagi untuk membaca buku. 

Generasi muda adalah penerus bangsa yang suatu saat nanti memegang jabatan penting dalam negara kesatuan Republik Indonesia, mungkinkah mereka nanti bisa memimpin bangsa sebesar Indonesia dari Sabang sampai Merauke tanpa dibekali dengan ilmu dan pengetahuan yang memadai? Karena generasi masa depan minat membacanya rendah, pada hal buku adalah gudangnya ilmu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan SMA 11 Kota Jambi

UJIAN NASIONAL